Plafon Asbes

Plafon asbes sedapat mungkin dihindarkan, karena berisiko tinggi terhadap penyakit paru-paru yang berbahaya. Partikel asbestos yang sangat halus bila terhirup akan mengendap di paru-paru dan memicu asbesklorosis.

Sebenarnya plafon asbes tahan terhadap akibat kebocoran rumah.

Plafon Triplek

Plafon Triplek (1,2×2,4m), merupakan material plafon paling populer untuk menengah bawah. Variasi ketebalannya membuatnya semakin menarik menjadi pilihan para pemborong/kontraktor. Karena semakin memudahkan kontraktor menipu pemilik bangunan. Era 80-an, triplek yang lazim digunakan sebagai plafon memiliki ketebalan 5mm. Saat ini sudah beredar triplek dengan ketebalan 2,5mm. Ketebalan 2,5mm tidak layak dijadikan material plafon, karena sangat rapuh dan tidak awet. Kucing melompat diplafon dapat menjebol plafon triplek yang tipis tersebut.

Plafon triplek bila sudah terkena kebocoran, langsung ternoda dan sulit untuk di cat tembok (emulsi) agar kembali indah seperti semula. Bila sudah ternoda biasanya diakali dengan cat minyak, baru ditimpa cat tembok.

Ketebalan yang layak untuk plafon sebenarnya 4mm, kalau bisa 5mm, tetapi karena harga kayu sudah tidak rasional, konsumen dipaksa membeli ketebalan 3mm bahkan 2,5mm.

Plafon Gypsum

Plafon gypsum semakin populer menggantikan plafon triplek, karena bila pengerjaannya rapih bisa menghasilkan plafon yang licin mulus tanpa terlihat sambungan. Salah satu faktor utama yang mendongkrak kepopulerannya adalah sangat banyaknya variasi aksesori dan hiasan, mulai dari lisplang, hiasan tengah, hiasan sudut dll.

Tetapi gypsum memiliki kelemahan tidak tahan terhadap air, sehingga bila direncanakan mengaplikasikan gypsum, konstruksi atap rumah harus benar-benar tidak boleh bocor. Kebocoran akan menghasilkan noda pada plafon gypsum yang licin mulus.

Sisi positif lain adalah perbaikan plafon gypsum mudah dilakukan.

Plafon Fibersemen (GRC)

Produsen fibersemen juga memproduksi fibersemen untuk plafon, dengan ukuran sama dengan triplek 1,2 x2,4m, tetapi memiliki ketebalan 4mm.

Sifatnya yang keras dan kuat sangat cocok untuk diaplikasikan sebagai plafon, apalagi tidak mudah ternoda oleh kebocoran.

Teknik pengerjaannya sama dengan plafon gypsum, yaitu menggunakan Cornice (dempul) dan plester kertas.

Saat ini harga Gypsum 9mm dengan triplek 3mm dengan fibersemen 4mm adalah berimbang, sehingga memilih plafon fibersemen merupakan pilihan ekonomis.

Triplek 3mm 40.000, Fibersemen GRC 44.000, Gypsum 50.000

Untuk lis dan hiasan tetap bisa memilih lis gypsum

Hindari penggunaan kayu untuk lisplang, karena:

  • Kayu meranti tebal 3cm yg pantas digunakan untuk lisplang harganya sudah semakin tinggi;
  • Kayu bila tidak dirawat (dicat ulang) mudah lapuk, apalagi bila kayu yang digunakan bermutu rendah;
  • Fibersemen sangat awt, tahan terhadap cuaca, karena bahan dasarnya limbah semen;
  • Kayu untuk lisplang masih memerlukan penghalusan (pengetaman/penyerutan);

Bahan yang pengganti yang sudah banyak beredar dipasaran Jabodetabek adalah : GRC lisplang, dg tebal 0,9cm, dengan ukuran 10×40, atau 20×40, atau 30×40

  • Harga per lembar sudah dibawah kayu meranti;
  • Biaya semakin ekonomis, karena tidak memerlukan pekerjaan penghalusan;
  • Bahkan salah satu sudut sudah disekoneng/diprofil dari pabrik

 

 Informasi Harga Nov 2008

Kayu Papan (kelas 3 mis Meranti) sudah berharga di atas 2,8jt/m3. Sehingga papan untuk lisplang, Papan 30×3 berharga minimal Rp105.000 per batang (1m3 17 lembar). Masih ditambah biaya serut, amplas, sekonengan dan dempul.

Bandingkan dengan aplikasi Fibersemen GRC 20x,09cm hanya seharga Rp40.000. Tinggal pasang dan cat. Fibersemen bahkan sudah disekoneng dari pabrik.