Harga kayu yang semakin tidak rasional sudah lama membuat rangka atap kayu menjadi tidak ekonomis dibandingkan baja ringan (zincalume atau galvaniz).
Keunggulan baja ringan adalah:

  • Biaya material yang diperlukan untuk menutup luasan bidang yang sama, lebih murah
  • Standarisasi mutu bahan lebih baik dari kayu. Pada material kayu untuk menekan harga jual, yang ditawarkan adalah kelas kayu yang semakin rendah
  • Anti Rayap
  • Anti Lapuk
  • Skill yang dibutuhkan untuk pengerjaan baja ringan (teknik kerja) masih di bawah kuda kuda kayu
  • Waktu pengerjaan cepat, yang artinya menghemat upah tukang

Masalah yang ada adalah, material baja ringan belum sepopuler kayu sehingga, masih sedikit tukang yang menguasai teknik kerja pemasangan atap baja ringan.

Selain itu, mayoritas pabrikan masih enggan menjual material baja ringan ke toko material, tetapi masih mengharapkan order jasa pemasangan.

Kondisi ini dimanfaatkan menjadi peluang usaha borongan pemasangan baja ringan. Pemilik rumah ‘ditakut-takuti’ oleh kontraktor/pabrikan baja ringan, akan risiko rubuh, tidak kuat, perlunya gambar komputer dsb-dsb.

Rumah Sederhana/Kecil vs Rumah Mewah/Besar

Membangun rumah sederhana/kecil tentu berangkat dari keterbatasan dana. Dengan ketatnya anggaran dana pembangunan pemilik rumah harus bekerja cerdas menangani berbagai aspek, termasuk atap rumahnya yang akan dibuat dari baja ringan.

  • Mandor/tukang: dicari yang memilki keahlian memasang baja ringan, sehingga pasang sendiri
  • Gambar komputer: pemborosan dan bisa diabaikan. Karena rumah sederhana/kecil tentunya rancangan atapnya sederhana dan kecil juga. Tentunya tidak ada bentangan atap (tanpa tiang/dinding) yang lebih dari 5m.
  • Selama bentangan atap masih di bawah 5 m, tidak diperlukan konstruksi aneh2.
  • Jarak antar rangka baja ringan antara 1,25 – 1,5 m. Kalau punya dana ekstra bisa dibuat lebih rapat
  • Manfaatkan sopi-sopi dalam rancangan atap